Showing posts with label Liburan. Show all posts
Showing posts with label Liburan. Show all posts

Thursday, December 3, 2020

Liburan Keluarga Ke Taman Lumbini

 


Mengisi waktu libur dengan melakukan perjalanan pasti menyenangkan, apa lagi bersama keluarga dekat. Ada banyak moment yang menjadi tema pemandangan untuk dinikmati. Ada banyak moment pula yang menjadi kenangan untuk di bawa pulang menjadi kenangan yang indah.

Setidaknya akan memberi suasana baru yang menyenangkan, keluar dari hiruk pikuk pekerjaan sehari-hari yang monoton. Tentunya sangat baik untuk kehatan, bukankah hati yang senang menguatkan tulang dan yang utama pastinya akan meningkatkan imun di tengah pandemi covid 19 yang sedang marak.



 

close

Sunday, March 29, 2020

Panen Lele

Panen Lele yang ke dua 28 Sep 2018, setelah panen pertama disantap bersama ibu2 Bara-bere, eh ternyata masih ada banyak di didalam.

Friday, December 20, 2019

Liburan Sari Ater

12 Juli 2019, Sari Ater pemandian air panas di Subang Jawa Barat, cocok mengendorkan urat-urat syaraf sambil berenadam.  Awalnya terasa sangat panas namun rupanya tubuh mempunyai kemampuan untuk menyesuaikan dengan lingkungan panas, hingga mampu berenang bahkan menyelam di air panas tersebut.

Tuesday, July 30, 2019

Di Sampuran Pitu Si Boru Langgatan



Sampuran Na pitu Siboru Langgatan
Air Terjun yang memiliki tujuh tingkat ini kelihatan cantik sekali dengan tetesan airnya yang memercik dari setiap tingkatan. Masyarakat menyebutnya dengan Sampuran Pitu Siboru Langgatan, karena memiliki legenda, dibalik keindahan air terjun tersebut.  Legenda seorang putri nan cantik namun tidak mau dinikahkan dengan pria yang di jodohkan orang tuanya, karena sudah suratannya sejak lahir tidak boleh menikah.


Lokasi ini berada di timur pulau Samosir, dapat dijangkau dari Medan melalui perjalanan darat dari tanah karo-sidikalang-pangururan- Sampuran Napitu atau Medan-Siantar-Parapat - Ajibata kemudian menyebrangi Danau Toba dengan menggunakan Ferry ke ambarita.
Dari Informasi cerita yang beredar, bahwa Siboru Langgatan sejak lahir sudah membawa nama Siboru Langgatan dan menyatakan tidak akan menikah (Komunikasi dari Datu dengan si jabang bayi yang lahirnya sulit sekali).

Langgatan artinya adalah meja tempat persembahan kepada Ompung Mulajadi Nabolon (Tuhannya penganut aliran Agama Batak, tentunya sebelum masuk agama, semua orang batak mempercayai kekuatan terbesar di muka bumi ini adalah Ompung Mulajadi Nabolon). Namun didalam kekristenan sendiri terutama aliran agama tradisional seperti HKBP menggunakan juga kata Langgatan dalam acara ibadahnya untuk menyebut meja persembahan.


Gelar Siboru Langgatan tentu saja mensyaratkan tidak boleh menikah, karena gelar itu sendiri mengandung arti tempat menyampaikan persembahan kepada Yang Maha Suci.

Dikisahkan bahwa Siboru Langgatan menghilang saat dalam perjalanan ke acara pesta pernikahan di tempat sang pria yang di jodohkan ayahnya, namun menghilangnya saat berada di air terjun Sampuran Na  pitu.

Sebenarnya ini adalah dua simbol yang saling bertautan, Langgatan  adalah tempat menyampaikan persembahan kepada Yang Maha Kuasa dan Air Terjun Sampuran Napitu adalah simbol berkah yang turun dari banua ginjang (Surga). orang batak sejak dahulu selalu melukiskan bahwa banua ginjang (alam dewa) itu ada pada langit yang ketujuh.

Hilangnya Siboru Langgatan adalah karena ingin mempertahankan kesuciannya sebagai Langgatan, sebagai gantinya dia menunjukkan kepada sampuran Air Terjun Sampuran Napitu yang akan memberi rejeki gantinya "Upah Nikah" yang tidak jadi diterima orang tuanya.

Mungkin ini suatu pengajaran bagi orang batak, dengan menjaga kesucian, kebersihan dan keteraturan akan berbuah manis yaitu rejeki seperti air yang mengalir di Sampuran Napitu, walaupun di musim kemarau tetap mengalir tidak habis-habisnya.
 

Pohon Beringin Kembar Yogyakarta




Bila kita melakukan perjalanan ke Jojakarta, ada suatu tempat yang unik untuk dijalani yaitu Beringin Kembar, di tengah Alun-alun Kidul Selatan. Alun-alun ini dulunya di gunakan sebagai pusat kegiatan prajurit Keraton,  untuk berlatih ketangkasan dan mengasah konsentrasi.

Tentunya para prajurit Keraton dibekali dengan berbagai ilmu kedigjayaan yang berasal dari berbagai aliran kepercayaan pada masanya. Sebagai pusat kegiatan prajurit keraton selama berpuluh bahkan ratusan tahun, tentulah menjadikan alun-alun ini dipenuhi gabungan aura berbagai ilmu gaib yang pernah aktif dan pasti saja akan membekas dan tidak pernah terhapus.

Salah satu latihan konsentrasi bagi pasukan kerajaan dalam melatih konsentrasi disebut dengan "Mesangin" dan hingga hari ini kegiatan tersebut dapat dilakukan masyarakat bahkan pengunjung yang datang. Tentu saja yang membuat latihan konsentrasi ini beda dengan daerah lainnya, karena keberadaan Beringin Kembar yang dipercaya mampu mempengaruhi pelaku "mesangin" yang tidak memiliki konsentrasi yang kuat.

Untuk mencoba melatih konsentrasi yang disebut "mesangin", pengunjung dapat menyewa alat penutup mata sebesar Rp 10.000,-yang berada di luar area latihan. Kemudian anda dapat mencoba berjalan sejauh lk 50 meter dengan mata tertutup, apabila anda dapat berjalan lurus dan tepat melewati selah diantara dua pohon beringin kembar, berarti anda berhasil melewati salah satu tantangan menjadi Prajurit Keraton Ha ha ha.

Namun untuk dapat berjalan lurus dan diujung perjalanan dapat melewati selah diantara dua beringin kembar tidaklah mudah. Banyak yang sudah mencoba mengulang hingga lima kali juga tidak dapat berjalan lurus, akhirnya melenceng jauh  kekiri atau kekanan pohon beringin kembar. 

Menurut kepercayaan masyarakat setempat, pohon beringin tersebut dihuni mahluk halus yang dapat mempengaruhi para pelaku mesangin, demikian juga dengan area tempat operasional para prajurit keraton yang umumnya dibekali kekuatan daya gaib akan membias pada area yang menjadikan area tersebut tertanam berbagai kekuatan magis.

Namun sebagai pengunjung dan masyarakat Era Digital, kita harus bangga dengan peninggalan leluhur kita, semua karya cipta leluhur adalah hasil daya upaya pada masanya yang di agungkan. Menghargai dan merawat peninggalannya adalah kewajiban bagi kita, karena tanpa mereka kita tidak pernah ada di dunia ini.


Parbaba Beach Samosir

Parbaba Beach, pantai nan indah dan damai tempat yang enak untuk rekreasi bersama keluarga. Walaupun disayangkan ada penataan yang masih belum tepat, yaitu adanya aliran air dari darat daerah lahan pertanian penduduk setempat. Kebetulan malam sebelumnya hujan sehingga limbah erosi tanah terbawa ke air Danau toba. Kami mendapati ikan-ikan yang mati didasar  dangkalan pantai, ketika kami mencoba untuk mengambil dan mengamati ikan itu, ternyata ada yang masih setengah hidup alias pingsan.