Indonesia dilanda Virus Corona, setelah menyebar pertama kali di kota Wuhan negara china dan merenggut 2.442 orang nyawa manusia yang terpapar virus tersebut.
Dari kota Wuhan di China, virus tersebut menyebar ke seluruh dunia dengan cepat hingga sampai kenegara Indonesia.
Belajar dari penanganan virus Corona di China, negara Itali yang mulai diserang pandemi Corona mulai mengambil langkah-langkah kebijakan untuk pencegahan penyebaran virus tersebut.
Ketika pertama kali diumumkan kasus virus Corona, masyarakat masih tidak terlalu ambil pusing dengan tetap beraktifitas seperti biasa.
Berikutnya jumlah penderita semakin besar, pada tahap ini banyak orang tua yang mendapat serangan virus corona karena tingkat kerentanan tubuh mereka yang sudah mulai rapuh. Namun masyarakat masih belum terlalu antusias untuk anjuran memakai masker dan menjaga jarak.
Selanjutnya terjadi ledakan jumlah penderita positip terpapar Virus Corona hingga 5000 orang, pemerintah mengambil langkah kebijakan menutup sekolah dan universitas. Namun usaha wiraswasta, restoran dan tempat hiburan masih buka.
Libur sekolah justru dimanfaatkan untuk liburan ditempat wisata dan hura-hura di tempat-tempat hiburan.
Libur sekolah justru dimanfaatkan untuk liburan ditempat wisata dan hura-hura di tempat-tempat hiburan.
Anjuran mencuci tangan disosialisasikan kesemua wilayah, namun masyarakat yang belum terkena masih menganggap enteng.
Tibalah pada Ledakan yang semakin besar jumlah masyarakat yang terpapar virus Corona, semua Ruangan yang kosong di Rumah Sakit di aktifkan, namun jumlah ruangan itu tidak cukup banyak untuk menampung pasien.
Demikian juga dengan jumlah tenaga medis yang tidak cukup untuk menangani pasien yang sangat banyak tersebut.
Peralatan pembantu untuk penanganan pasien di ruangan ICU juga sangat terbatas sehingga banyak pasien yang terlantar tanpa alat bantu. Padahal pasien pneumonia mendapat serangan pada paru-paru sehingga membuat kesulitan untuk bernafas.
Dalam situasi Chaos seperti ini pasien dengan kemungkinan hidup yang lebih besar yang diberikan penanganan medis. Dengan demikian pasien dengan usia lanjut usia dan memiliki penyakit seperti diabetes, stroke, darah tinggi dan lain sebagainya penyakit bawaan tidak mendapatkan penanganan medis.
Beberapa hari kemudian lonjakan penderita Virus Corona mencapai 9000 an orang, akhirnya seluruh kota di Italia Lock Down. Masyarakat dapat pergi hanya untuk keadaan darurat dan dalam pengawasan ketat. Semua bisnis masih berjalan agar sistem perekonomian dapat berjalan.
Keadaan ini tidak lama karena 2 hari kemudian semua toko, pusat bisnis dan usaha di tutup hanya tinggal Supermarket dan Apotek. Hal ini disebabkan dalam sehari jumlah penderita Virus Corona lebih dari 2000 kasus. Bahkan penduduk yang akan keluar rumah harus memiliki surat ijin dari pos polisi yang tersebar di tiap wilayah.
Bagi masyarakat yang berkeliaran tanpa surat ijin didenda Rp3 juta, sedangkan pasien positip yang tidak mengkarantina diri, akan dituntut dengan pasal pembunuhan yaitu hukuman 1 sampai dengan 12 tahun penjara.
Akhirnya jumlah korban meninggal terpapar virus Corona di Italia mencapai
4.825 hampir dua kali jumlah korban di China.
Perdana Menteri Italia Giuseppe Conte menangis melihat tragedi Virus Corona yang merenggut banyak korban jiwa.
4.825 hampir dua kali jumlah korban di China.
Sejak Jakarta dinyatakan sebagai Episentrum pandemi virus corona, masyarakat sudah mulai menjaga diri, namun didaerah pedesaan, menggunakan masker seolah-olah masih dianggap orang yang terlalu bergaya. Demikian juga dengan budaya jabat tangan yang dapat menularkan tersebut masih dilakukan dengan mengabaikan seruan pemerintah.
Termasuk bapak yang masih melakukan hilir mudik dari rumah ke warkop 5 kali sehari, dengan alasan "virus corona akan jauh dari orang0rang yang percaya kepada Tuhan". Padahal di luar, sana para dokter yang telah berbuat baik kepada orang lain untuk membantu kesembuhan dari virus corona, ada juga yang terkena virus dan berakhir dengan meninggal dunia.
Ya sebaiknya kita mengikuti aturan dan kebijakan yang yang ditetapkan pemerintah, karena sejatinya faedahnya untuk diri kita sendiri, apa lagi dengan tenaga medis yang berjuang membantu pasien dengan resiko terkena penyakit yang sama.
Belum lagi ruang Rumah sakit yang terbatas apalagi perlengkapan kesehatan seperti oksigen, alat bantu nafas dan lain sebagainya.
Semoga semua masyarakat patuh dan dapat memutus rantai penyebaran virus corona, sehingga tidak terjadi ledakan pasien seperti di Italia, pastinya kita semua berdoa agar pandemi ini segera berakhir.
Termasuk bapak yang masih melakukan hilir mudik dari rumah ke warkop 5 kali sehari, dengan alasan "virus corona akan jauh dari orang0rang yang percaya kepada Tuhan". Padahal di luar, sana para dokter yang telah berbuat baik kepada orang lain untuk membantu kesembuhan dari virus corona, ada juga yang terkena virus dan berakhir dengan meninggal dunia.
Ya sebaiknya kita mengikuti aturan dan kebijakan yang yang ditetapkan pemerintah, karena sejatinya faedahnya untuk diri kita sendiri, apa lagi dengan tenaga medis yang berjuang membantu pasien dengan resiko terkena penyakit yang sama.
Belum lagi ruang Rumah sakit yang terbatas apalagi perlengkapan kesehatan seperti oksigen, alat bantu nafas dan lain sebagainya.
Semoga semua masyarakat patuh dan dapat memutus rantai penyebaran virus corona, sehingga tidak terjadi ledakan pasien seperti di Italia, pastinya kita semua berdoa agar pandemi ini segera berakhir.