Sampuran Na pitu Siboru Langgatan
Air Terjun yang memiliki tujuh tingkat ini kelihatan cantik sekali dengan tetesan airnya yang memercik dari setiap tingkatan. Masyarakat menyebutnya dengan Sampuran Pitu Siboru Langgatan, karena memiliki legenda, dibalik keindahan air terjun tersebut. Legenda seorang putri nan cantik namun tidak mau dinikahkan dengan pria yang di jodohkan orang tuanya, karena sudah suratannya sejak lahir tidak boleh menikah.
Lokasi ini berada di timur pulau Samosir, dapat dijangkau dari Medan melalui perjalanan darat dari tanah karo-sidikalang-pangururan- Sampuran Napitu atau Medan-Siantar-Parapat - Ajibata kemudian menyebrangi Danau Toba dengan menggunakan Ferry ke ambarita.
Dari Informasi cerita yang beredar, bahwa Siboru Langgatan sejak lahir sudah membawa nama Siboru Langgatan dan menyatakan tidak akan menikah (Komunikasi dari Datu dengan si jabang bayi yang lahirnya sulit sekali).
Langgatan artinya adalah meja tempat persembahan kepada Ompung Mulajadi Nabolon (Tuhannya penganut aliran Agama Batak, tentunya sebelum masuk agama, semua orang batak mempercayai kekuatan terbesar di muka bumi ini adalah Ompung Mulajadi Nabolon). Namun didalam kekristenan sendiri terutama aliran agama tradisional seperti HKBP menggunakan juga kata Langgatan dalam acara ibadahnya untuk menyebut meja persembahan.
Gelar Siboru Langgatan tentu saja mensyaratkan tidak boleh menikah, karena gelar itu sendiri mengandung arti tempat menyampaikan persembahan kepada Yang Maha Suci.
Dikisahkan bahwa Siboru Langgatan menghilang saat dalam perjalanan ke acara pesta pernikahan di tempat sang pria yang di jodohkan ayahnya, namun menghilangnya saat berada di air terjun Sampuran Na pitu.
Sebenarnya ini adalah dua simbol yang saling bertautan, Langgatan adalah tempat menyampaikan persembahan kepada Yang Maha Kuasa dan Air Terjun Sampuran Napitu adalah simbol berkah yang turun dari banua ginjang (Surga). orang batak sejak dahulu selalu melukiskan bahwa banua ginjang (alam dewa) itu ada pada langit yang ketujuh.
Hilangnya Siboru Langgatan adalah karena ingin mempertahankan kesuciannya sebagai Langgatan, sebagai gantinya dia menunjukkan kepada sampuran Air Terjun Sampuran Napitu yang akan memberi rejeki gantinya "Upah Nikah" yang tidak jadi diterima orang tuanya.
Mungkin ini suatu pengajaran bagi orang batak, dengan menjaga kesucian, kebersihan dan keteraturan akan berbuah manis yaitu rejeki seperti air yang mengalir di Sampuran Napitu, walaupun di musim kemarau tetap mengalir tidak habis-habisnya.
No comments:
Post a Comment
Saran dan masukan pengunjung sangat berarti bagi kami.