Thursday, July 25, 2019

Mengelola Diabetes


Rasanya lucu mendengar kata-kata “Mengelola Penyakit”, karena umumnya kata kelola merujuk pada satu fasilitas atau anggaran maupun sumberdaya yang menghasilkan satu produk. Katakanlah mengelola yayasan produknya jasa, mengelola anggaran rumah tangga produknya terpenuhi kebutuhan primer dan sekunder secara perioritas, mengelola satu perguruan produknya siswa yang berkualitas  dan lain sebagainya. 



Ketika seseorang di vonnis terkena penyakit Diabetes, maka implikasinya menurut dokter adalah menjadi penderita seumur hidup. Pengaruh diabetes yang dapat menyebabkan luka yang sulit sembuh, dapat mengakibatkan organ yang terkena luka yang menahun tersebut harus dipotong atau di amputasi, pada kasus luka yang diakibatkan diabetes yang berat dapat membawa kematian. Inilah yang menyebabkan bagi orang yang awam, begitu mendapat vonis diabetes merasa ketakutan berlebihan untuk makan semua makanan yang dikonsumsi. 

Ketika pertama kali orang tua kami yaitu ibu kami mendapat vonis sakit gula tahun 1992, dimulailah kehidupan baru yaitu mengkonsumsi makanan tanpa garam, makan-makanan dari ubi kayu, entek (Umbi dari keladi) dan sayuran. Saya sendiri melihat bagaimana air mata ibu meleleh merasakan makanan tanpa garam itu, sambil berkata aku tak sanggup katanya lirih. Ya Tuhan saya merasakan kesedihan itu, tapi hanya itu pengetahuan yang kami miliki bagaimana caranya agar kadar gula didalam tubuhnya tidak tersulut meningkat karena makanan yang berlebihan.


Demikian juga dengan sahabat kami di satu kantor yang sama ketika mendapat vonnis diabetes,  sebulan kemudian wajahnya terlihat layu dan tubuh lemah mengapakah?. Dari pendekatan didapat informasi kalau sahabat ini ternyata berusaha diet ketat dengan makanan tanpa konsumsi protein seperti daging dan ikan. Padahal seorang vegetarian sekalipun harus mendapat konsumsi protein dari tumbuh-tumbuhan yang dikonsumsi seperti kacang-kacangan dan lain sebagainya.


Dalam perjalanan hidup ibu kami pengalaman merasakan sakit dan sehat karena faktor diabetes ternyata semakin mengasah kesadarannya akan kondisi tubuh saat kadar gula meningkat dalam darahnya, demikian juga saat kadar gula rendah.  Nasihat dokter berupa larangan dan aktivitas yang harus dilakukan ternyata benar-benar di jalankan dengan sepenuh hati, sehingga ibu dapat menjadi dokter atas dirinya sendiri atas kasus gula sederhana.

Suatu saat atas arahan dokter,  ibu harus menggunakan insulin. Pada awalnya insulin yang diterima dari rumah sakit tersebut disuntik dengan meminta jasa seorang bidan didesa. Sesuai arahan dokter disampaikan insulin yang akan disuntik 0.1 cc, namun sang bidan menyampaikan bahwa dia lebih tau, sekilas ibu melihat bahwa jarum suntik tersebut diisi penuh, berarti over dosis ibu sempat menolak tetapi sekali lagi sang Bidan tersebut berkata bahwa itu sudah sesuai aturan. Sekembalinya dari rumah sang bidan pikiran ibu terus teringat dengan dosis insulin yang terlalu besar, sementara itu ibu mulai merasakan pusing dan mulai berkunang-kunang,  segera ibu membuat teh manis dengan gula sebanyak setengah gelas   dan meminumnya.  Puji Tuhan beberapa saat kemudian kesehatan ibu dapat pulih kembali. Akhirnya atas saran dokter ibu membeli alat suntik insulin merek nova berbentuk pulpen, yang dapat digunakannya sendiri.



Ketaatan ibu menggunakan Insulin dan gaya hidup yang dapat menyesuaikan dengan makanan ternyata membuat penggunaan suntik insulin kedalam tubuhnya cukup selama enam bulan saja, saat itu ibu berusia diatas 50 tahun. Sangat berbeda dengan teman kami yang masih berusia dibawah 50 tahun, namun menggunakan insulin hingga 3 tahun. Mungkin keuletannya dalam melaksanakan olah raga pagi sangat membantu stamina dan peredaran darah ditubuhnya, dimana saja kebiasaan berolah raga pagi tidak pernah absen.

Ada satu rasa fanatis yang tetap dipegang kuat oleh ibu, yaitu mengkonsumsi obat-obatan yang dari Medis. Ibu tidak pernah mau mencoba obat-obatan herbal atau entah apalah itu yang disarankan orang lain kepadanya, dimana menurut mereka dapat menyembuhkan penyakit gula alias Diabetes. Cara berpikirnya yang kritis dan moderen sangat mendukung obat-obatan yang berasal dari medis, alasannya bahwa obat-obatan tersebut sudah melalui percobaan. Disamping itu dosis atas obat-obatan medis sudah terukur dengan baik, sementara penggunaan obat-obatan herbal yang disarankan masih belum jelas pengaruhnya secara global terhadap tubuh. Bisa saja disatu sisi sembuh namun disisi lain malah menimbulkan penyakit baru. 


Saat ini sudah 27 tahun ibu hidup dengan diabetes, kalau bapak mengatakan bahwa hidup ibu ini sudah penuh dengan bonus, ya benar sekali tetapi bonus itu tentu saja tidak datang begitu saja. Usaha yang keras dari ibu untuk menjaga konsumsi makanan yang tepat, kewaspadaannya untuk mengcover disaat kadar gula darahnya yang rendah dan mau belajar dari dokter konsumsi apa saja yang boleh dimakan.


Ini saran mama konsumsi makanan bagi penderita diabetes, daging tetap di butuhkan namun dalam jumlah sepotong kecil, perlu makanan bergaram tetapi lebih rendah dari biasanya demikian juga dengan konsumsi nasi hampir sepiring. Tubuh tetap membutuhkan gula, tetapi gula yang berasal dari buah-buahan adalah yang terbaik karena melalui proses lebih dahulu dibanding mengkonsumsi gula pasir. Itulah sebabnya ibu selalu sedia stok jeruk tetapi yang manis bukan yang asam, untuk mencegah asam ibu lebih sering mengkonsumsi buah markisa. Saat ini buah yang paling diminati adalah buah pisang, dimana saat mengkonsumsi dicampur dengan makan. Baik makan siang maupun makan malam bila ada persediaan pisang dicampur dengan makanan demikian juga dengan bapak makan dengan cara yang sama.




Puji Tuhan hingga hari ini bapak dan ibu diberi kesehatan, Terimakasih bapak dan ibu telah menjadi guru dan teladan bagi kami. Walaupun disela kehidupan sehari-hari ibu dan bapak  terkadang ada pertengkaran yang hebat, kami maklum kog, itu hanya sedikit olah raga mulut agar peredaran darah kedua orang tua yang kami sayangi ini semakin lancar dan sehat, Horasss.

No comments:

Post a Comment

Saran dan masukan pengunjung sangat berarti bagi kami.