Rasanya
lucu mendengar kata-kata “Mengelola Penyakit”, karena umumnya kata kelola
merujuk pada satu fasilitas atau anggaran maupun sumberdaya yang menghasilkan
satu produk. Katakanlah mengelola yayasan produknya jasa, mengelola anggaran
rumah tangga produknya terpenuhi kebutuhan primer dan sekunder secara
perioritas, mengelola satu perguruan produknya siswa yang berkualitas dan lain sebagainya.
Ketika
seseorang di vonnis terkena penyakit Diabetes, maka implikasinya menurut dokter
adalah menjadi penderita seumur hidup. Pengaruh diabetes yang dapat menyebabkan
luka yang sulit sembuh, dapat mengakibatkan organ yang terkena luka yang
menahun tersebut harus dipotong atau di amputasi, pada kasus luka yang
diakibatkan diabetes yang berat dapat membawa kematian. Inilah yang menyebabkan
bagi orang yang awam, begitu mendapat vonis diabetes merasa ketakutan
berlebihan untuk makan semua makanan yang dikonsumsi.
Ketika
pertama kali orang tua kami yaitu ibu kami mendapat vonis sakit gula
tahun 1992, dimulailah kehidupan baru yaitu mengkonsumsi makanan tanpa garam,
makan-makanan dari ubi kayu, entek (Umbi dari keladi) dan sayuran. Saya sendiri
melihat bagaimana air mata ibu meleleh merasakan makanan tanpa garam itu, sambil
berkata aku tak sanggup katanya lirih. Ya Tuhan saya merasakan kesedihan itu,
tapi hanya itu pengetahuan yang kami miliki bagaimana caranya agar kadar gula
didalam tubuhnya tidak tersulut meningkat karena makanan yang berlebihan.
Demikian
juga dengan sahabat kami di satu kantor yang sama ketika mendapat vonnis
diabetes, sebulan kemudian wajahnya terlihat
layu dan tubuh lemah mengapakah?. Dari pendekatan didapat informasi kalau
sahabat ini ternyata berusaha diet ketat dengan makanan tanpa konsumsi protein
seperti daging dan ikan. Padahal seorang vegetarian sekalipun harus mendapat
konsumsi protein dari tumbuh-tumbuhan yang dikonsumsi seperti kacang-kacangan
dan lain sebagainya.
Dalam
perjalanan hidup ibu kami pengalaman merasakan sakit dan sehat karena faktor
diabetes ternyata semakin mengasah kesadarannya akan kondisi tubuh saat kadar
gula meningkat dalam darahnya, demikian juga saat kadar gula rendah. Nasihat dokter berupa larangan dan aktivitas
yang harus dilakukan ternyata benar-benar di jalankan dengan sepenuh hati,
sehingga ibu dapat menjadi dokter atas dirinya sendiri atas kasus gula
sederhana.
Suatu saat
atas arahan dokter, ibu harus
menggunakan insulin. Pada awalnya insulin yang diterima dari rumah sakit
tersebut disuntik dengan meminta jasa seorang bidan didesa. Sesuai arahan
dokter disampaikan insulin yang akan disuntik 0.1 cc, namun sang bidan
menyampaikan bahwa dia lebih tau, sekilas ibu melihat bahwa jarum suntik tersebut
diisi penuh, berarti over dosis ibu sempat menolak tetapi sekali lagi sang
Bidan tersebut berkata bahwa itu sudah sesuai aturan. Sekembalinya dari rumah
sang bidan pikiran ibu terus teringat dengan dosis insulin yang terlalu besar,
sementara itu ibu mulai merasakan pusing dan mulai berkunang-kunang, segera ibu membuat teh manis dengan gula sebanyak
setengah gelas dan meminumnya. Puji Tuhan beberapa saat kemudian kesehatan
ibu dapat pulih kembali. Akhirnya atas saran dokter ibu membeli alat suntik
insulin merek nova berbentuk pulpen, yang dapat digunakannya sendiri.
Ketaatan
ibu menggunakan Insulin dan gaya hidup yang dapat menyesuaikan dengan makanan
ternyata membuat penggunaan suntik insulin kedalam tubuhnya cukup selama enam
bulan saja, saat itu ibu berusia diatas 50 tahun. Sangat berbeda dengan teman
kami yang masih berusia dibawah 50 tahun, namun menggunakan insulin hingga 3
tahun. Mungkin keuletannya dalam melaksanakan olah raga pagi sangat membantu
stamina dan peredaran darah ditubuhnya, dimana saja kebiasaan berolah raga pagi
tidak pernah absen.
Ada satu
rasa fanatis yang tetap dipegang kuat oleh ibu, yaitu mengkonsumsi obat-obatan
yang dari Medis. Ibu tidak pernah mau mencoba obat-obatan herbal atau entah
apalah itu yang disarankan orang lain kepadanya, dimana menurut mereka dapat
menyembuhkan penyakit gula alias Diabetes. Cara berpikirnya yang kritis dan
moderen sangat mendukung obat-obatan yang berasal dari medis, alasannya bahwa
obat-obatan tersebut sudah melalui percobaan. Disamping itu dosis atas
obat-obatan medis sudah terukur dengan baik, sementara penggunaan obat-obatan
herbal yang disarankan masih belum jelas pengaruhnya secara global terhadap
tubuh. Bisa saja disatu sisi sembuh namun disisi lain malah menimbulkan
penyakit baru.
Saat ini
sudah 27 tahun ibu hidup dengan diabetes, kalau bapak mengatakan bahwa hidup
ibu ini sudah penuh dengan bonus, ya benar sekali tetapi bonus itu tentu saja
tidak datang begitu saja. Usaha yang keras dari ibu untuk menjaga konsumsi
makanan yang tepat, kewaspadaannya untuk mengcover disaat kadar gula darahnya
yang rendah dan mau belajar dari dokter konsumsi apa saja yang boleh dimakan.
Ini saran
mama konsumsi makanan bagi penderita diabetes, daging tetap di butuhkan namun
dalam jumlah sepotong kecil, perlu makanan bergaram tetapi lebih rendah dari
biasanya demikian juga dengan konsumsi nasi hampir sepiring. Tubuh tetap
membutuhkan gula, tetapi gula yang berasal dari buah-buahan adalah yang terbaik
karena melalui proses lebih dahulu dibanding mengkonsumsi gula pasir. Itulah
sebabnya ibu selalu sedia stok jeruk tetapi yang manis bukan yang asam, untuk
mencegah asam ibu lebih sering mengkonsumsi buah markisa. Saat ini buah yang
paling diminati adalah buah pisang, dimana saat mengkonsumsi dicampur dengan
makan. Baik makan siang maupun makan malam bila ada persediaan pisang dicampur
dengan makanan demikian juga dengan bapak makan dengan cara yang sama.
Puji Tuhan
hingga hari ini bapak dan ibu diberi kesehatan, Terimakasih bapak
dan ibu telah menjadi guru dan teladan bagi kami. Walaupun disela kehidupan
sehari-hari ibu dan bapak terkadang ada pertengkaran yang hebat, kami maklum kog, itu
hanya sedikit olah raga mulut agar peredaran darah kedua orang tua yang kami sayangi
ini semakin lancar dan sehat, Horasss.
No comments:
Post a Comment
Saran dan masukan pengunjung sangat berarti bagi kami.